SELAMAT DATANG DI X-PRESION ENALD DITHA BLOG.... TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG INI....

OBAT RELAKSAN OTOT



              Obat relaksan otot adalah obat yang digunakan untuk melemaskan otot rangka atau untuk melumpuhkan otot. Biasanya digunakan sebelum operasi untuk mempermudah suatu operasi atau memasukan suatu alat ke dalam tubuh.


                                                        


               Obat relaksan otot yang beredar di Indonesia terbagi dalam dua kelompok obat yaitu obat pelumpuh otot dan obat pelemas otot yang bekerja sentral.
Berikut pembagiannya:
  1. Obat pelumpuh otot
    Jenis obat pelumpuh otot ini yang beredar di pasaran hanya golongan penghambat transmisi neuromuskular.

    Golongan ini terbagi dalam dua;

    1. Obat penghambat kompetitif
             Pancurunium (Pankuronium), Vecoronium (Vekorunium), Atracurium (Atrakurium), dan Rocuronium (Rokuronium).

             Obat penghambat kompetitif merupakan aminosteroid non-depolarisasi.
      Sehingga obat golongan ini tidak menimbulkan stimulasi awal pada otot sebelum otot normal kembali.

             Obat pelumpuh otot golongan ini biasa digunakan untuk mempermudah pemasangan intubasi endotracheal dan membuat relaksasi pada otot rangka sebelum operasi atau pemasangan alat bantu nafas.

            Berawal dari penelitian terhadap racun panah suku indian, kurare oleh Claude Bernard yang menyimpulkan tempat kerja kurare bukan di syaraf pusat tetapi di sambungan saraf -otot. Dari sintesa kurare didapatkan zat aktifnya yaitu d-Tubokurarin.

               Dari hasil penelitian lebih lanjut didapat Pancuronium yang 5 kali lebih kuat daripada d-Tubokurari, dengan efek kardiovaskuler dan pelepasan histamin yang lebih rendah.
      Vecoronium sama atau sedikit lebih kuat dari Pancuronium, dengan efek kardiovaskuler yang lebih rendah lagi.

             Sedangkan Atracurium merupakan pelumpuh otot sintetik dengan masa kerja sedang. Potensinya 3-4 kali lebih rendah daripada Pancuronium.

    2. Obat penghambat secara depolarisasi persisten; succinylcholine (suksinilkolin).
             Berbeda dengan dengan penghambat kompetitif, Succinylcholine menghambat dengan cara menimbulkan depolarisasi persisten pada lempeng akhir saraf, karena Succinylcholine bekerja sebagai agonis ACh (Asetilkolin) tetapi tidak segera dipecah seperti halnya dengan ACh.

                Succinylcholine mempunyai perbedaan penting dengan obat pelumpuh otot yang lain dalam kecepatan dan lama kerjanya. Dengan sifatnya ini, derajat relaksasi otot rangka dapat diubah dalam ½ - 1 menit setelah pengubahan kecepatan infus. Setelah penghentian infus, efek relaksasi hilang dalam 5 menit.

               Semua pelumpuh otot adalah senyawa amoniumkuarterner maka tidak menimbulkan efek sentral karena tidak dapat menembus sawar darah otak.

  2. Obat pelemas otot yang bekerja sentral
    Baclofen (Baklofen) dan Chlorzoxazone (Klorzoksazon)
    1. Baclofen
           Baclofen merupakan agonis reseptor GABA -ergik, tidak berefek langsung pada sambungan saraf-otot, tetapi mengurangi transmisi monosinaptik maupun polisinaptik di Medula Spinalis. Tempat kerjanya diduga presinaptik pada reseptor GABA-B.
      Baclofen mengatasi sebagian komponen spasitisitas spinal; spasme fleksor dan ektensor yang involuntier terutama akibat lesi spinal.

              Efektivitas pada kejang/spasme sehubungan dengan Multipel Sklerosis kira-kira 65 %. Perbaikan tidak tuntas tetapi bermakna yaitu berkurangnya penderitaan, lebih mandiri dalam mengurus diri, kurang terganggu tidur dan meningkatnya kemampuan latihan fisik.
    2. Chlorzoxazone
               Chlorzoxazone efektif untuk mengurangi gejala nyeri akut otot rangka bila diberikan bersamaan dengan istirahat, terapi fisik dan tindakan lainnya.

            Chlorzoxazone diduga dapat menyebabkan gangguan fungsi hati berupa ikterus. Gejala efek samping lainnya adalah sakit kepala, gangguan sistem cerna dan reaksi alergi.

  3. Golongan lainnya
    Clostridium botulinum toxin, Tizanidine, dan Epirisone HCl
            Clostridium botulinum adalah bakteri yang menghasilkan toxin botulin yang digunakan untuk persiapan operasi botox, digunakan untuk melumpuhkan otot tertentu sehingga menghilangkan keriput sementara. Juga digunakan untuk mengobati rasa nyeri yang parah di wajah yang disebabkan oleh Trigeminal Neuralgia.

              Eperisone bekerja dengan merelaksasi kedua otot rangka maupun otot halus vaskuler, dan menyebabkan beberapa efek seperti mereduksi myotonia, meningkatkan sirkulasi darah dan menekan refleks rasa sakit.

              Eperisone mencegah lingkaran setan myotonia dengan mengurangi rasa sakit, iskemia dan hipertonia pada otot rangka, juga menghilangkan kekakuan dan kejang, dan memperbaiki gerakan otot.

           Eperisone juga memperbaiki rasa pusing dan tinitus (kuping berdenging) yang berhubungan dengan kerusakan cerebovaskuler atau cervical spondylosis.
    Eperisone relatif kurang menyebabkan sedasi dibanding obat pelemas otot lainnya. Eperisone juga memperbaiki gerakan otot yang berlebihan pada otot atas dan bawah tanpa menghilangkan kekuatan otot.

                Tizanidine adalah relaksan otot digunakan untuk membantu relaksasi pada otot tertentu pada tubuh. Tizanidine mengobati kejang dan memperbaiki gerakan otot yang disebabkan masalah medis seperti Multiple Sclerosis atau cedera tulang belakang.

             Tizanidine adalah relaksan otot dengan aksi cepat yang bekerja dengan menghambat sinyal saraf tertentu pada simpul di otak (Agonis alfa adrenergik).
Untuk pemilihan obat relaksan otot yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.

Penulis : Xpresion_Enald ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel OBAT RELAKSAN OTOT ini dipublish oleh Xpresion_Enald pada hari . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 4 komentar: di postingan OBAT RELAKSAN OTOT
 

4 komentar: